Kamis, 27 Oktober 2016

review honda brv

 review honda brv
review honda brv



Honda BRV 1.5 S M/T Rp. 229.600.000,-
Honda BRV 1.5 S CVT Rp. 239.600.000,-
Honda BRV E CVT Rp. 249.600.000,-
Honda BRV Prestige Rp. 264.600.000,-

Honda kembali memepersembahakan small SUV yang dipersenjatai dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Performance mesin 1.5 cc mengisi kelas smal SUV lainnya seperti Toyota Rush dan Daihatsu Terios.
trapi performa BRV terasa bandelanmyma ketika menggunakan versi manual sementara yang CVT tersa ada yang tertahan, dan mengganjal.

Interior
Karena BRV sebenarnya versi upgrade dari Mobilio yah perasaan tidak jauh beda dengan Mobilio. Untuk baris pertama tidak ada masalah, nah untuk baris kedua terasa lebih legasedikit pada ruang kaki, sementara, miunsnya armrestnya yang tidak ada. Padahal kalau ada armrest, sangat menunjang sekali kenyamanan penumpang bangku kedua.

sementara yang bangku ketiga, ini terasa lebih besar dibandingkan dengan small SUV yang lainnya, hanya saja jarak headroom yang agak sedikit sempit. dan speaker terletak pas di seat ketiga, jadi yah nikmati saja yah buat penumpang ketiga suaranya hahahahah.

bagasi 
Mengingat sasisnya bawaan Mobilio, maka BRV sudah dipastikan bagasinya luas, bisa memuat barang-barang kalau anda mau jalan-jalan dengan keluarga. bahkan, kalau pulang kampung bisa bawa ayam dan kandangya deh sekalian hehehe.

Kedap Suara
Nah ini dia yang kurang, noise di jalanan masih terasa sekali hingga ke dalam, seakan-akan karet peredam suaranya tidak berfungsi sama sekali. tapi yah pasti nanti di versi terbaru bakal ada revisi dan pembahauan.

Eksterior
Yah menurut saya oke  banget diantara kelasnya desain BRV yang terbaik mulai dari roof rail, antenna dll. jad yah meskipun bentuk kotak, namun Honda berhasil membagun citranya sendiri yang penuh ketangguhan.

Overall 
BRV produk Honda yang terbaik di kelasnya, tapi berhubung ini produk awal masih ada minusmya, seperti kedap suara pada karet pintu, mesin CVT yang bejekannnya tertahan. Namun, secra keseluruhan BRV layak dibeli untuk anda yang suka menjelajah    dan tidak suka banjir. Terlebih lagi BRV bisa muat barang banyak, tapi saran saya beli yang manual saja biar terasa perfoma mesinnya. 


Rabu, 26 Oktober 2016

harga mobil honda 2016

harga hrv, harga honda hrv, harga brv, harga honda brv, harga mobilio, harga honda mobilio, harga crv, harga honda crv, harga honda jazz, harga civic,honda jakarta, honda bekasi  honda kalimalang
harga mobil accord

Honda Brio Satya S M/T Rp. 130.100.000,-
Honda Brio Satya E M/T Rp. 135.100.000,-
Honda Brio Satya E CVT Rp. 150.100.000,-
Honda Brio RS M/T Rp. 160.200.000,-
Honda Brio RS CVT Rp. 175.200.000,-
Honda BRV 1.5 S M/T Rp. 229.600.000,-
Honda BRV 1.5 S CVT Rp. 239.600.000,-
Honda BRV E CVT Rp. 249.600.000,-
Honda BRV Prestige Rp. 264.600.000,-
Honda HRV 1.5 A M/T Rp. 255.900.000,-
Honda HRV 1.5 S M/T Rp. 269.900.000,-
Honda HRV 1.5 S CVT Rp. 279.900.000,-
Honda HRV E CVT Rp. 301.900.000,-
Honda HRV E 1.8 JBL Audio CVT Rp. 355.700.000,-
Honda HRV 1.8 Prestige CVT Rp. 374.300.000,-
Honda HRV 1.8 Prestige Black Top Rp. 375.800.000,-
New Honda Mobilio S M/T Rp. 183.000.000,-
New Honda Mobilio E M/T Rp. 203.500.000,-
New Honda MObilio E CVT Rp. 214.500.000,-
New Honda Mobilio Prestige Rp. 222.000.000,-
New Honda Mobilio RS M/T Rp. 225.500.000,-
New Honda Mobilio RS CVT Rp. 236.000.000,-
New Honda CRV 2.0 M/T Rp. 404.500.000,-
New Honda CRV 2.0 A/T Rp. 414.500.000,-
New Honda CRV 2.4 A/T Rp. 448.500.000,-
New Honda CRV 2.4 A/T Prestige Rp. 497.000.000,-
New Honda Jazz S M/T Rp.229.500.000,-
New Honda Jazz S CVT Rp. 239.500.000,-
New Honda Jazz RS M/T Rp. 254.500.000,-
New Honda Jazz RS CVT Rp. 264.500.000,-
All  New City 1.5 S M/T Rp. 290.700.000,-
All  New City 1.5  S CVT Rp. 300.700.000,-
All  New City 1.5 E M/T Rp. 308.200.000,-
All  New City 1.5 E CVT Rp. 318.200.000,-
All  New City 1.5 ES CVT Rp. 338.300.000,-
All New Honda Odyssey 2.4 Prestige CVT Rp. 716.800.000,-
Honda New Accord 2.4 VTIL ES CVT Rp. 638.500.000,-
Honda New Civic Turbo 1.5 CVT Rp. 475.500.000,-
New CRZ 1.5 CVT Rp. 535.500.000,-
New CRZ Two Tone CVT Rp. 538.500.000,-

Senin, 25 Mei 2009

Akal, Nafsu, Hati dan Agama


Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Al-Isra’: 70).

Manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Allah dari makhluk yang lainnya. Kesempurnaan itu didapat dengan akal yang selalu menuntut manusia agar berpikir dan berkreasi, sekaligus menjadi api obor penerang sebagai pemandu dalam penentu jalan yang dihadapinya, dan perbuatan yang dilakukannya. Berbagai penemuan mutakhir berhasil diciptakan olehnya, mulai dari menembus angkasa raya sampai memperpendek jarak perjalanan berbulan-bulan menjadi beberapa jam saja.

Kemampuan manusia untuk menggunakan akalnya secara maksimal, tidak luput dari dua potensi yang menjadi motor bagi akal untuk mengambil keputusan, yaitu hati dan nafsu. Hati adalah keinginan dalam diri manusia untuk menghasilkan nilai-nilai kepatutan yang menjadi filter bagi akal dalam penentuan keputusan, dan segala hal yang diinginkan oleh akal. Sedangkan nafsu, merupakan ambisi dan keinginan dalam memenuhi segala kekurangan yang ada, sehingga mendorong akal untuk memenuhinya dengan ide, pikiran, penemuan dan berbagai cara yang bisa dilakukannya.

Namun, ketika kombinasi hati, akal dan nafsu mulai tidak terkendali, maka manusia akan menjadi mahkluk yang serakah dan dan ambisius, baik melalui pemikiran ataupun perbuatan. Adolf Hitler, seorang manusia yang memperturutkan nafsu dalam penggunaan akalnya, yakni nafsu mengangkat ras Arya di atas segalanya, kemudian menjadi penyebab PD II. George Walker Bush, merupakan manusia yang mengagungkan hati secara berlebihan, melalui slogan hak asasi manusia dan perang melawan teroris sehingga menciptakan killing field di Irak, Afghanistan dll.

Mereka semua adalah manusia yang telah bermutasi menjadi monster dan siap melahap apapun yang diinginkannya, mengingat kesempurnaan yang mereka miliki adalah kesempurnaan yang serba kekurangan, sehingga selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya. Namun, jauh sebelum mereka lahir sudah ada wadah yang mampu menaungi kombinasi dari hati, akal dan nafsu. Sebuah wadah yang mengarahkan ketiga hal tersebut untuk terus berada di batas kewajaran dalam mewujudkan keinginannya, sehingga timbul keselarasan dan keharmonisan dalam diri manusia.

Ad-Dien atau agama, sebuah wadah yang menjadi pakem dan tolak ukur dalam penggunaan ketiga kombinasi tersebut, karena dalam agama terdapat aturan baku yang mengatur keseluruhan hidup manusia yang sifatnya tidak mengekang manusia, melainkan menempatkan manusia pada posisi yang seharusnya dalam berpikir dan berbuat, sehingga tidak merugikan dirinya dan orang lain. Seorang anak meminta izin kepada ibunya agar ia diperbolehkan bermain dengan pisau, karena kasihan, maka sang ibu pun mengizinkannya. Agama mengajarkan Saddu-adz- Dzarai’ atau mencegah bahaya ketika ada hal-hal yang mengindikasikan ke arah tersebut, jika hal tadi menggunakan patokan kasih sayang ibu, maka si anak bisa saja terluka karena pisau itu, tetapi dengan agama hal yang seperti tadi bisa dihindarkan.
Agama menganjurkan manusia agar menggunakan akalnya, bahkan menghargai orang-orang yang menggunakan akalnya dengan sebutan Ulul Abshar, Ulul Albab dll. Tetapi, penggunaan akal haruslah sesuai dengan porsinya, atau dengan kata lain nafsu, hati dan akal haruslah berimbang yang kemudian dinaungi dan dibimbing oleh agama sebagai patokan. Sampai suatu saat, jika kombinasi dari hati, nafsu dan akal keluar dari batasan yang ada, maka agama akan muncul sebagai stabilizer yang mengembalikan keseimbangannya seperti sedia kala.

Sesungguhnya nafsu, akal dan hati bukanlah seonggok daging yang berada di tubuh manusia, melainkan pemberian dan rahmat dari Allah kepada manusia yang tidak akan ada fungsinya, kecuali untuk mendatangkan keberkahan dan kebaikan bagi dirinya dan juga orang lain. Ibnu Qoyim pernah mengatakan,”Akal yang berfungsi dengan sempurna ialah yang mampu mengantarkan pemiliknya kepada ridho Allah dan Rasul-Nya.

Maha Suci Allah Dzat yang telah memakaikan kepada manusia semua baju kemuliaan, yaitu akal, nafsu, hati dan agama

Rasul Cermin Keadilan dan Kebijaksanaan Allah

Muhammad, sebuah nama yang yang kurang populer di zamannya khususnya kaum Quraisy pada waktu itu, nama tersebut diberikan ke seorang bayi yang terlahir tanpa ayah sejak ia berada tujuh bulan dalam kandungan ibunya. Seakan belum cukup dengan itu semua,ketika ia berumur enam tahun ibunya Siti Aminah meninggal sesaat setelah menziarahi pusara ayahnya. Betapa hebatnya cobaan Muhammad kecil yang telah didera beragam ujian dari Allah seakan menyiratkan amanah besar di kemudian hari yang akan dipikulnya nanti. Semenjak itu pula ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib sang Pembesar Quraisy yang terkenal, untuk sementara hati Muhammad kecil terhibur sejenak dengan curahan kasih sayang kakeknya yang begitu melimpah. Namun takdir berkata lain, dua tahun setelah itu, tepatnya pada saat berumur delapan tahun ia kembali kehilangan orang yang dikasihinya menyusul kedua orang tuanya yang telah lebih dahulu dipanggil oleh Allah.Lengkaplah sudah pederitaan Muhammad kecil yang telah kehilangan semua orang yang dicintainya dalam bilangan waktu yang sangat singkat.

Bertubi-tubi cobaan yang datang silih berganti kepada Muhammad tiada lain merupakan masa pelatihan mental dan fase pembentukkan jiwa yang tegar serta pribadi yang kokoh, agar di kemudian hari ia siap menyandang predikat kenabian sebagai Nabi Akhir Zaman, sebuah gelar tertinggi yang diberikan Allah kepada manusia untuk menyampaikan sebuah ajaran mulia yang bernama Islam.

Setelah Beliau resmi diangkat menjadi Rasul dengan turunnya Surat Al-Alaq (1-5) dan menjadikannya makhluk termulia di sejagad raya ini, tidaklah dengan serta merta menghentikan ujian Allah yang akan dihadapinya nanti. Bahkan lebih berat daripada sebelum masa kenabiannya. Beratnya perjuangan Nabi Muhammad tercatat sebagai cobaan terberat yang pernah dirasakan seorang manusia dalam sejarah perjalanan kehidupannya. Diawali dengan pengusiran oleh kaumnya, hingga percobaan pembunuhan terhadap dirinya.

Ini membuktikan bahwa keadilan Allah tetaplah berlaku bagi setiap manusia di muka bumi ini tanpa terkecuali Nabi Muhammd Sang Kekasih Allah. Setiap siklus kehidupan manusia diharuskan melewati sunnatullah yang sudah ada, bahkan seorang Nabi pun harus merasakan penderitaan terlebih dahulu sebelum mencapai tujuannya, meskipun tujuan tersebut adalah hal yang mulia yakni menyiarkan agama Allah. Namun Allah sudah menggariskan bahwa segala sesuatu diciptakan berpasangan, ada panas; ada dingin, ada siang; ada malam, begitu juga ada kesulitan; ada juga kemudahan ; Inna ma’al usri yusraa.

Cobaan yang diberikan kepada manusia oleh Allah, merupakan ujian yang berupa persoalan dan permasalahan kehidupan yang harus dijawab manusia dengan solusi pasti dan akurat, berupa penjabaran nilai-nilai moril yang terdapat dalam Dien Islam, kesemuanya ini bisa dirangkai menjadi sebuah kesatuan harmonis dengan perantara pena kehidupan, yakni akal manusia untuk memilah nilai moril yang cocok bagi setiap permasalahan yang ada.

Seringkali penilaian subyektif negatif terhadap sebuah ujian memboomingkan styreotif bahwa ia identik dengan cobaan yang menyudutkan manusia dalam kondisi yang sulit, menghimpit juga sempit, sehingga mengotori makna suci ujian yang sebenarnya merupakan lapangan penggemblengan jiwa manusia untuk menumbuhkan karakteristik berperilaku yang arif dan bijaksana. Ini bisa dibuktikan dengan keragaman ujian yang dirasakan bagi setiap individu yang ada, perbedaan ini diciptakan berdasarkan kesesuaian antara kemampuan manusia dengan setiap ujian yang diberikannya. Boleh jadi, ujian seorang rakyat kecil akan terasa sangat berat apabila diberikan kepada seorang pemimpin negara, demikian juga sebaliknya. Segala sesuatu mempunyai kadar dan ketetapannya masing-masing, dan jangan pernah meragukan ketentuan yang seadil-adilnya dari yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.